11 HAL SEPUTAR PERSIAPAN PERNIKAHAN

persiapan-pernikahan

Cinta ibarat legenda yang tak pernah habis dibicarakan. Pernikahan, salah satu wujud dari eksistensi cinta di dunia, tak tabu lagi dibahas oleh kita, kaum dewasa muda. Ketika pernikahan telah dekat di depan mata, berbagai pertanyaan bermunculan. Namun, satu per satu akhirnya terjawab.

1. Bagaimana menetapkan anggaran pernikahan?
Setiap pasangan pasti memiliki impiannya masing-masing bagaimana cara mensyukuri atau merayakan pernikahan mereka. Ada yang ingin dirayakan dengan mengundang orang-orang terdekat, ada pula yang ingin berbagi kebahagiaan dengan mengundang sebagian besar relasi yang mereka miliki. Apapun bentuknya, pesta pernikahan tentu saja berkaitan dengan anggaran. Keinginan dan anggaran seperti dua sisi mata uang. Kita ingin pesta yang mewah tapi anggaran tidak cukup. Oleh karenanya, kita menyesuaikan bentuk pesta dengan anggaran yang ada. Atau justru sebaliknya, kita ingin pesta yang mewah namun anggaran tidak cukup. Oleh karenanya, perlu berjuang matimatian mengumpulkan uang supaya anggaran terpenuhi sehingga pesta idaman kita bisa dilaksanakan. Kita pasti tahu bagaimana kondisi keuangan kita dan pasangan. Di sinilah tugas kita untuk survey harga berbagai vendor. Kalau cocok dengan selera dan anggaran.. Go ahead!
Perlu diketahui pada umumnya anggaran paling banyak dihabiskan untuk makanan. Terkait makanan, kalau mau simple, pesan di catering. Tapi tidak ada salahnya juga jika mengerahkan rombongan untuk memasak sendiri. Biasanya, kalau pesta di rumah, masih memungkinkan untuk masak sendiri. Biayanya pun pasti lebih hemat. Pastikan bahwa makanan yang kita hidangkan mencukupi untuk para tamu yang hadir. Lebih baik lebih daripada kurang. Kalau lebih, makanan bisa kita bungkus untuk dibawa pulang atau dibagikan kepada saudara, tetangga, atau siapapun yang membutuhkan.
Jangan memaksakan kehendak terhadap vendor yang kita inginkan, jika anggarannya memang tidak mencukupi. Untuk orang-orang yang perfeksionis, mungkin agak sulit melepaskan vendor impian. Tapi, jadi calon pengantin mau tidak mau memang harus realistis juga. Tidak bisa sepenuhnya idealis.

2. Bagaimana pembagian anggaran pernikahan diantara calon pasangan (50:50 atau full oleh pihak laki-laki)?
Pembagian anggaran pernikahan tergantung kesepakatan keluarga laki-laki dan perempuan. Tentang penyelenggara pesta pernikahan, ada beberapa prinsip. (1) Keluarga perempuan penyelenggara utamanya (2) Keluarga laki-laki penyelenggara utamanya (3) Kedua keluarga menjadi penyelenggaranya. Jika menganut prinsip yang pertama, maka anggaran pernikahan pada dasarnya ditanggung oleh keluarga perempuan namun tidak menolak jika keluarga laki-laki ingin membantu. Jika keluarga laki-laki ingin berpartisipasi dalam pembiayaan, jumlahnya terserah pada mereka. Posisi orang tua ketika di pelaminan, juga menunjukkan siapa yang menyelenggarakan pernikahan. Jika orang tua dari mempelai perempuan yang berdiri di bagian paling depan, artinya mereka yang disalamin duluan, berarti pesta itu diselenggarakan oleh pihak perempuan.
Setelah pesta pernikahan yang biasanya dilaksanakan di daerah domisili mempelai perempuan, ada juga yang istilahnya “ngunduh mantu” kalau dalam bahasa Jawa. Kalau anak gaul bilang..”download mantu”. Ngunduh mantu diselenggarakan oleh pihak laki-laki, pada umumnya. Anggarannya tentu saja berpusat pada keluarga laki-laki.

3. Bagaimana cara meminimalisir biaya pernikahan dengan pesta yang meriah, namun, terjangkau dan menyenangkan semua pihak?
Hidup itu sederhana, yang hebat hanya tafsiran-tafsirannya. Begitulah prinsip hidup Pramoedya Ananta Toer, novelis legendaris yang pernah menjadi kandidat peraih nobel sastra dari Indonesia. Tak berlebihan, karena begitupun yang diajarkan oleh agama Islam. Dalam prinsip ini, tentu saja harus sejalan dengan kehidupan. Termasuk, diantaranya, dalam penyelenggaraan pesta pernikahan. Pernikahan adalah hari yang sangat dinanti-nanti bukan?
Berikut 10 LANGKAH MUDAH yang bisa teman-teman ikuti untuk menyelenggarakan pesta pernikahan murah tanpa wedding organizer.
1) Tunangan All-In
Adat Jawa tidak mengenal tunangan, tapi, lamaran. Lamaran adalah proses penjajakan kedua keluarga sekaligus meminta persetujuan pihak yang akan dinikahkan. Namun, supaya lebih memudahkan ke depannya, kami memutuskan untuk tukar-cincin juga (tunangan). Cincin ini juga yang akan jadi cincin kawin di kemudian hari. Tinggal dipindahkan saja dari jari manis kiri ke jari manis kanan. Hemat nan pantas, bukan?
2) Pesta di Salah Satu Pihak
Dalam budaya Jawa, ada dua pesta, pesta pernikahan di pihak perempuan dan pesta pernikahan di pihak laki-laki, istilahnya “ngunduh mantu”. Padahal, jika pesta di salah satu pihak saja, itu cukup menghemat anggaran. Keduabelah pihak, laki-laki dan perempuan, dapat saling dukung perihal dana dan tenaga.
Kalau kami, hanya pesta di satu pihak saja, sedangkan di pihak laki-laki diadakan tasyakuran sembari pengajian saja. Kebetulan, suami memang anak terakhir yang menikah, kedua adik perempuannya sudah nikah duluan. Jadi, tidak ada masalah. Ingat, selalu musyawarah ya 🙂
3) Atur Anggaran Pesta
Pesta tanpa anggaran ibarat maju ke medan perang tanpa senjata. Ini sangat penting. Karena segala pernak-pernik yang dibutuhkan sewaktu perencanaan kelak akan sangat menipu. Sisihkan 10%-20% dana tak terduga untuk menutup biaya.
4) Buat Ceklist dan Dateline
Sudah tau apa saja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan? Sempatkan mencatat apa saja yang diperlukan untuk tetek-bengek pesta pernikahan, mulai browsing-browsing maupun nanya teman-teman yang sudah nikah duluan. Ceklist dan dateline ini sangat penting dalam mempersiapkan pesta pernikahan supaya keep in track.
5) Cari Vendor
Vendor adalah jantung dari sebuah event, setelah konsep dan anggaran. Mengapa? Sekalinya kita menemukan vendor yang pas di hati, baik secara jalinan kerjasama maupun biaya, ini akan menyukseskan event.
6) Urus Surat Nikah
Setelah mempersiapkan semuanya. Ingat H-30 kalau bisa usahakan mengurus surat nikah.
7) Asah Kreativitas
Menghelat pesta pernikahan artinya harus kreatif. Orang-orang yang tak mau terlalu repot dan punya dana bisa membayar wedding organizer. Jangan khawatir. Ada jutaan situs di internet yang bisa bantu kamu untuk mencari inspirasi mulai dari design cincin kawin, design undangan, cara bikin undangan online gratis, cara make up dan hair-do/ hijab-do, model gaun terkini, sampai bagaiman cara berpose dengan kamera jepretan tripod namun terasa profesional. Ini tentu sangat menghemat budenganet pernikahan.
8) Manajemen Event Mandiri
Kreatif artinya berdaya mandiri dan penuh ide. Kalau saya, tentu saja memanajemen event mandiri (dibantu keluarga). Silakan download ceklist pada point no. 4 dan tambahkan sesuai kebutuhan. Pesta pernikahanmu tentu dapat berjalan lancar, sesuai budget.
9) Perawatan Pranikah Di Rumah
Siapa bilang perawatan pra-nikah harus berbiaya selangit? Untuk perempuan yang sudah terbiasa dengan do-it-yourself treatment seperti saya, perawatan pranikah cukup dilakukan di rumah. Ada jutaan tips di internet untuk hal ini, salah satunya adalah: Skin Beauty Care, Crazy Indian Wedding, Style Craze dan masih banyak lagi. Secara rutin dapat menggunakan masker dan lulur seminggu sekali, bahkan jika sudah rutin melakukannya sejak kelas 2 SMP! Jadi, jangan khawatir, perawatan di salon itu mahal di jasa kok. Bahan-bahan serupa banyak ditemukan di supermarket terdekat dan tentu saja, dengan bantuan saudara, kamu bisa melakukan perawatan ala spa di rumah. Mudah dan murah.
10) Minta Bantuan Saudara/ Sahabat
Last but not least, minta bantuan saudara dan sahabat. Tanpa mereka, kita bukanlah apa-apa. Tentu saja diiringi doa ya, supaya pesta pernikahanmu dari A-Z bisa optimal. Di Jawa, ada istilah “Rewang”. Tradisi turun temurun yang mengakrabkan sanak-saudara untuk bahu-membahu membantu segala persiapan hajatan. Dan ini sifatnya take-and-give, siapa yang sering ‘rewang’, dia juga yang akan ‘direwangi’. Menjadi makhluk sosial yang seutuhnya memang harus mengenal dan menjaga silaturahim dengan tetangga dan saudara, sehingga, kelak, kita akan dimudahkan.

4. Biasanya dalam menentukan besar/kecilnya anggaran pesta ataupun acara misalnya pakai adat-adat tertentu, peran orang tua sangat besar. Bahkan, tidak jarang orang tua kedua mempelai kekeuh dengan pendapatnya karena ingin memberikan pesta yang terbaik untuk anaknya. Bagaiamana sebaiknya peran kita sebagai calon pengantin dalam menengahi perbedaan pendapat para orang tua?
Balik lagi ke musyawarah. Kalau secara agama, walimah itu sederhana saja, seperlunya karena niat ibadah jangan dipersulit. Kalau d jawa, ya pesta biasa, lalu ngunduh mantu. Hemat waktu dan biaya. Tentu saja berkat musyawarah. Adat boleh, tapi jangan sampai persulit diri sendiri sampe akhirnya gagal nikah hehe

5. Perlukah Lamaran dan apa saja yang dipersiapkan?
Lamaran perlu. Biasanya sebelum lamaran, ada perkenalan keluarga dulu. Di perkenalan ini, tujuannya memang hanya untuk mengenal secara langsung keluarga dari pihak laki-laki dan perempuan. Dari sini, bisa dilihat apakah kedua keluarga merasa saling cocok. Taunya dari mana? Dari interaksi-interaksi yang terjalin mulai dari penyambutan keluarga perempuan terhadap keluarga laki-laki hingga dari obrolan/gaya komunikasi masing-masing keluarga. contoh keluarga perempuan suka becanda, keluarga laki-laki tidak. Terdapat perkataan atau tingkah laku dari keluarga perempuan yang tidak sreg di hati keluarga perempuan. Berlaku pula sebaliknya.
Pertemuan keluarga ini merupakan langkah menuju lamaran. Setelah pertemuan keluarga, tanyakan pendapat kedua orang tuamu serta saudara kandungmu tentang calon pasanganmu dan keluarganya. Jika keluarga intimu, khususnya orang tuamu merasa tidak sreg, tanyakan alasannya secara baik-baik. Tapi ingat, terkadang orangtua memiliki alasan yang sulit untuk dikemukakan. Ini semacam firasat atau perasaan yang tidak enak jika hubungan kalian dilanjutkan. Jangan dipertanyakan. Orang tuamu bisa sakit hati jika dibantah. Hindari stres ya. Coba berkomunikasi lagi dengan Sang Pemilik Cinta.
Jika kedua keluarga merasa cocok, lamaran akan dilakukan. Namun jika telah berusaha tetapi pada akhirnya salah satu atau bahkan kedua keluarga tidak sreg, akhiri proses menuju pernikahan, daripada sakit hati di kemudian hari. Ingat bahwa pernikahan bukan hanya antara kamu dan dia, tetapi antara dua keluarga besar.

6. Apa saja persiapan menjelang pernikahan?
1. Mental
Mengutip nasihat bijak Fanny Fajarianti, “Married when you are ready, not when you are lonely.” Seddaaap.. Asik ya quotenya. Jangan galau jika lihat temen-temenmu nikah sementara kamu belum. Mungkin ada rasa kecewa, kok saya belum dipersatukan dengan jodoh saya ya. Terlebih yang usianya sudah ideal untuk menikah. Pernikahan kan bukan perlombaan, siapa cepat, dia yang menang. Jangan lantas teman-temanmu sudah pada nikah, kamu kesepian, terus ikut kontak jodoh di mana-mana. Ingat, married when you are ready, not when you are lonely 😉
Banyak cara untuk mencari jodoh, tapi gunakanlah cara yang terhormat. Misalnya ikut banyak organisasi/ komunitas/ kegiatan sosial. Ada yang bertemu jodohnya di panti asuhan, pas bulan Ramadhan. Cool banget deh, getting married with a stranger! Dia yang bukan teman kamu sama sekali, ketemu sekilas. Pendekatan, eh berjodoh. Kamu juga bisa memanfaatkan link ayahmu untuk bertemu dengan jodohmu. Salah satu tanggung jawab ayah terhadap anak perempuannya adalah mencarikan jodoh yang baik.
Siapkan mentalmu bahwa setelah menikah, kamu bukan orang yang sebebas dulu. Tentu saja tanggung jawabmu bertambah. Kamu tidak hanya bertanggung jawab atas dirimu sendiri tapi juga atas pasanganmu dan anakmu kelak. Jadi untuk yang suka traveling dengan teman-teman, atau solo traveling, puas-puasin dulu deh sebelum menikah. Bisa juga kita save the best destinations untuk dikunjungi bersama suami.
2. Perdalam ilmu agama dan skill yang kira-kira bermanfaat untuk kehidupan pernikahanmu.
Perdalam ilmu agama bisa dengan baca buku, ikut kajian, nambah amalan sunnah, dll. Jika tentang skill, coba latihan nyetir mobil/motor bagi yang belum bisa. Berguna banget supaya kamu bisa mandiri dengan kendaraan pribadi yang kamu miliki. Kamu bisa antar sendiri anak-anakmu ke sekolah. Quality time!
3. Fisik
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sebaiknya dilakukan, oleh kedua belah pihak. Dari mulai kesehatan gigi sampai organ reproduksi. Untuk perempuan, ada pemeriksaan TORCH. Jadi darahmu diperiksa apakah ada virus tokso, rubella, dan citomegalovirus dalam tubuhmu. Hati-hati infeksi tersebut termasuk infeksi yang ada pada gigimu.
4. Printilan pendukung pernikahan
Seserahan: kebutuhan pribadimu (apapun yang kamu suka. Bisa alat mandi, tas, sepatu, sandal, pakaian dalam, buku-buku, dvd, kaset. Tapi biasanya barang-barang yang sering kamu pakai. Jangan nyusahin diri sendiri ya, Karena yang beli barangnya kamu sendiri) tapi pakai uang calon suami. Jika yang terbiasa bawa kendaraan pribadi/ dianterin dengan mobil pribadi. Coba deh latihan naik transportasi umum. Angkot, bus, commuter line bertebaran di muka bumi. Kelak anakmu harus diajarkan juga loh untuk naik transportasi umum biar mandiri dan membumi. Skill memasak juga harus diasah tuh. Ada yang bilang perempuan harus bisa masak. Anekdot bisa seperti ini:

Istri kepada suami: “Aku belajar masak bukan untuk kamu. Tapi untuk membuktikan kepada ibumu bahwa anaknya mendapat makanan yang baik dari istrinya, seperti saat Ibu masih mengasuhmu.”

Beberapa hal yang harus dipersiapkan:
– Booking wedding venue
– Booking vendor pengisi acara (catering, fotografer, rias dan pakaian, musik)
– Undangan
– Souvenir
5. Kesepakatan/keputusan bersama apa saja dlm mempersiapkan pernikahan seperti hantaran & mas kawin?
a. Visi pernikahan
b. Konsep pesta pernikahan, termasuk lokasi, vendor yang digunakan, souvenir, tamu yang diundang (teman-teman yang beririsan)
c. Mas kawin (calon istri yang minta tapi di sisi lain ingin lihat juga seperti apa dia menghargai kita, tergantung kesanggupan suami)

7. Bagaimana mengomunikasikan keinginan calon pengantin dengann keluarga tentang konsep pernikahan yang diharapkannya?
Intinya anak harus bicara baik-baik dengan kedua orang tuanya tentang konsep yang diinginkan, khususnya jika konsep anak dengan orangtua berbeda. Cari jalan tengahnya.

8. Tips memilih vendor
1. Cari tau review tentang vendor tersebut. Lebih baik jika orang terdekat kita sudah pernah menggunakannya dan hasilnya memuaskan.
2. Vendor memiliki website, atau social media yang selalu update. Ini untuk mengetahui bahwa vendor kita benar-benar ada dan tidak mengecewakan pelanggannya.
3. Kita harus tahu alamat vendor dan mengecek kebenaran lokasinya.
4. Contact person dari vendor mudah dihubungi dan orangnya ramah (mau mendengarkan keinginan pelanggan, sabar diajak berdiskusi hingga diperoleh kesepakatan bersama, membantu memberikan beberapa alternatif solusi agar pelanggan bisa memilih solusi yang sekiranya pas untuknya, siap menerima saran dan kritik dari pelanggan).

9. Bagaimana untuk menghindari ketidakpuasan salah satu pihak keluarga dengan acara pernikahan yang diselenggarakan?
Pada umumnya pernikahan dalam adat jawa adalah agenda si cewek karena istilahnya cowok bakal tanggung seumur hidup. Untuk pernikahan dibebankan pada keluarga cewek. Tapi tetap,yang lamar cowok. Keluarga cowok, kebagian ngunduh mantu (biasanya setelah acara dari cewek). Sebenarnya, pernikahan itu pada adatnya (untuk walimahan) urusan keluarga bukan pengantin. Pengantin urusannya dari lamaran sampai akad (mas kawin,hantaran,dll). Untuk pesta yang berkewajiban menyelenggarakan adalah pihak perempuan. Itu jaman dulu. Jaman sekarang anak muda sudah beda makin mandiri. Jadi ditanggung semua sendiri.
Apa yang buruk? Terkadang ekspektasi keluarga besar tak sama dengan budget si calon. ya susyeeeh….makanya, pesta ya sebisanya.

10. Bagaimanakah cara menentukan mahar dalam pernikahan? Haruskah diskusi dulu dengan orang tua atau cukup kepada kedua mempelai. Benarkah mahar itu ditentukan calon istri?
Di Islam, perempuan paling mulia adalah yang paling rendah maharnya dan itu hak perempuan. Jadi bebas aja mau minta berapa. Pastinya sama cincin kawin. Jadi uang+cincin kawin+hadiah (seperangkat alat solat). Secara hak, mahar ditentukan oleh calon istri. Secara moral, ya lihat kemampuan calon suami. Jangan terbalik! Jangan diliat dari kemampuan calon suami dulu. Paling penting si cewek ridha.
Mahar itu hak prerogatif perempuan. Terserah perempuan maunya apa. Tidak perlu didiskusikan dengan orang tua. Dan seharusnya, pria tidak menawar mahar yang diajukan oleh perempuan. Yah jika perempuannya waras mah, dia akan minta yang sesuai dengan kemampuan calon suaminya.

11. Bolehkah kita optimis luar biasa walaupun sebelum nikah belum ada kerjaan (terutama Bagi suami yang nantinya jadi tulang punggung keluarga)?
Dalam Islam
1. ‘tidak perlu mencemaskan soal rezeki,menikahlah Maka masalah rezeki akan Aku jamin’
2. ‘pintu rezeki akan Antara suami dan istri’
3. ‘Aku sesuai prasangka hambaku’
Minimal, modal keseriusan laki-laki untuk menikahi perempuan adalah sebuah bukti nyata bahwa laki-laki itu sudah punya sesuatu yang bisa digunakan untuk menghidupi si perempuan. Bukti nyata loh, bukan cuma sekadar potensi. Bisa dibalik juga nih. Coba jika nanti jadi bapak, kamu mau tidak menyerahkan anakmu sama laki-laki yang belum jelas pekerjaannya? Sebagai orang tua, pasti kita ingin memastikan bahwa anak kita ada bersama laki-laki yang bertanggung jawab lahir dan batin. Tuhan itu sudah menyiapkan. Tinggal bagaimana menjemputnya.

Pernikahan itu akhir pencarian pasangan hidup, tapi awal perjalanan ….. And , afterall.. We are all travellers…. Our home is in Jannah. Jadi, landaskanlah pernikahan untuk ibadah. Semua bahagia. Hidup bahagia, dunia dan akhirat. Pernikahan bukan sekadar dibicarakan, tapi direncanakan dan dikonkritkan. Semoga keluarga tidak membatasi kontribusi kita untuk masyarakat sekitar.

(11 April 2015, Diskusi FC#4)
Pemantik: 1. Dian Kusumawardhani (Alumni FIM 11, Lead Facilitator KUBIK)
2. Shei Latifah (founder yayasan save street child (SSA))
Moderator: Arif Rahman Hakim FIM 16
Notulis: Rizqa Febriliany Putri FIM 16

2 pemikiran pada “11 HAL SEPUTAR PERSIAPAN PERNIKAHAN

  1. Jika ingin menikah, lihatlah diri sendiri terlebih dahulu….jika mengharapkan untuk mendapatkan istri yang baik, sholihah atau suami yang baik dan sholeh….maka perbaiki diri sendiri terlebih dahulu, karena yang baik pastinya akan mendapatkan yang baik pula. Istiqomahlah dalam beribadah agar selalu mendapatkan rahmatnya.

    Suka

Tinggalkan komentar