TIDAK ADA ANAK NAKAL

bukan-anak-nakal

Intro :

22.01.15

Hy Mommies,

Siapa yang suka melabeli anaknya yang sedang bertingkah dengan ‘anak nakal!”

“Jangan nakal, nanti ga ada yg mau temenan sama kamu”

Kalo kata artikel di bawah ini sih.. tidak ada anak yang nakal lho.. sila di cek.

Semoga menginspirasi!

————————-

Disclaimer :

  1. Artikel berikut bisa di temukan di bentuk forum parenting lainnya. Artikel ini disebarkan dengan sumber yang disebutkan dengan tujuan berbagi informasi berharga.
  2. Artikel berikut bisa jadi belum cocok untuk kondisi masing-masing keluarga namun memahami isi materi dengan baik bisa jadi sangat berguna di kemudian hari.
  3. Dipersilahkan menyebarkan artikel dengan menyebutkan sumbernya.
  4. Silahkan menyimpan artikel atau bisa mengunjungi blog Kijar ( on progress)
  5. Di persilahkan untuk berkomentar dan bertanya atas isi materi untuk di diskusikan bersama-sama dengan bahasa yang hangat dan santun.

—————————

SOURCE : http://www.janetlansbury.com

TIDAK ADA ANAK NAKAL

Anak balita yang sedang “bertingkah” bukanlah hal yang memalukan, juga bukan perilaku yang perlu hukuman.

Biasanya sekedar petunjuk untuk minta perhatian, rungsing karena kurang tidur atau kurangnya ketegasan yang lebih konsisten atas aturan yang di buat oleh orangtuanya.

Balita akan terlihat tarik-ulur dalam menguji kebebasannya untuk berkembang. Dia memiliki dorongan besar untuk melangkah keluar dari batasan/aturan, sementara juga sangat perlu tahu bahwa dia aman dalam kendali orangtuanya.

Tidak perlu mempertanyakan apakah anak-anak membutuhkan disiplin. Sebagai pakar anak, Magda Gerber mengatakan, “Kurangnya disiplin bukanlah kebaikan, itu adalah kelalaian.” Kunci untuk disiplin yang sehat dan efektif adalah sikap orangtua sendiri. Masa balita adalah waktu yang tepat untuk mengasah keterampilan orangtua yang akan memberikan kepemimpinan yang jujur, langsung, dan penuh kasih sayang.

Here are some guidelines:

1) Mulailah dengan lingkungan sekitar dan harapan yang realistis. RUTINITAS sehari-hari memungkinkan balita untuk mengantisipasi apa yang diharapkan darinya. Itu adalah awal dari sebuah kedisiplinan. Rumah adalah tempat yang ideal untuk bayi dan balita untuk menghabiskan sebagian besar hari mereka. Anak-anak dalam kondisi sehat dan tercukupi biasanya ceria dan menyenangkan jadi jangan selalu mengharapkan perilaku terbaik mereka saat pergi ke pesta malam hari jalan seharian di mall atau saat hari2 anak sudaH penuh dengan segala aktifitas.

2)   Jangan takut, atau mengambil tingkah laku anak sebagai masalah pribadi. Ketika balita bertingkah dalam kelas yang saya pegang, orang tua sering khawatir bahwa anak mereka adalah anak nakal, pengganggu, seorang anak yang agresif atau anak yang hiperaktif. Ketika orang tua memperlihatkan ketakutannya, dapat menyebabkan sang anak menyerap atmosfir negatif, atau setidaknya menangkap ketegangan orang tua, yang seringkali malah memperburuk perilaku tersebut.

Alih-alih menyebutnya “anak nakal”, belajarlah dengan melarang acuh tak acuh. Jika anak Anda melempar bola di wajah Anda, cobalah untuk tidak merasa terganggu. Dia melakukannya bukan karena dia tidak menyukai Anda, dan dia bukan anak yang buruk. Dia meminta Anda memberikan batas-batas/aturan sikap yang ia butuhkan yang mungkin tidak/belum ia dapatkan.

3) Merespon dengan santai dan kalem seperti seorang pengusaha. Menemukan nada yang pas untuk mengatur batasan mungkin membutuhkan sedikit latihan. Akhir2 ini saya meminta orangtua membayangkan bahwa diri mereka adalah pemilik perusahaan yang sukses dan anak2 mereka adalah pekerja yang harus di hormati.

Pemilik perusaahaan memperbaiki kesalahan dengan percaya diri, dengan perintah yang efisien. Tidak perlu menggunakan kalimat menyudutkan, yang penuh amarah atau emosional.

Anak-anak harus tahu bahwa kita TIDAK GUGUP dengan perilakunya atau mudah goyah dengan aturan yang sudah di buat. Anak-anak akan lebih nyaman kalau kita, sebagai orangtua, tidak terlalu berlebihan dalam mengontrol. Ceramah, reaksi emosional, pukulan dan hukuman tidak akan memberikan apa yang anak butuhkan, malah akan memberikan keresahan dan rasa malu dalam dirinya.

4)  Berbicara dalam bahasa orang pertama. Orang tua sering membiasakan menyebut diri mereka “mama” atau “papa”. Masa balita adalah masa menjadi orang pertama yang paling jujur dalam berkomunikasi langsung.

Balita menguji batas-batas untuk memperjelas aturan. Ketika saya mengatakan “Mommy tidak ingin Emma memukul anjing”, saya tidak memberikan anak saya keterangan “aku dan dia” secara tepat.

5)  Tidak ada waktu “time out”. Magda Gerber bertanya dalam aksen Hungaria-nya, “Waktu keluar dari apa? Waktu keluar dari kehidupan? “Magda percaya pada bahasa sederhana yang jujur Dia tidak percaya pada gimmicks seperti ‘time-out’, terutama untuk mengontrol perilaku anak atau menghukumnya. Jika seorang anak bertingkah dalam situasi umum, anak biasanya menunjukkan dia lelah, kehilangan kontrol atau ingin selesai/pulang. Membawa anak ke mobil untuk pulang, bahkan jika dia menendang dan menjerit, adalah cara lebih terhormat untuk menangani masalah ini. Kadang-kadang anak2 akan mengamuk di rumah dan harus dibawa ke kamarnya untuk melepaskan tangisannya sampai dia mendapatkan kembali kontrol dirinya.

6) Konsekuensi. Seorang balita belajar disiplin terbaik ketika ia mengalami konsekuensi alami untuk perilakunya, bukan hukuman terputus seperti time-out. Jika seorang anak melempar makanan, artinya waktu makan selesai. Jika seorang anak menolak untuk berpakaian, artinya tidak pergi ke taman hari ini.  tanggapan orangtua ini akan membuat anak merasakan hal yg adil dari sebab-akibat. Anak mungkin masih bereaksi negatif terhadap konsekuensinya, tetapi ia tidak merasa dimanipulasi atau dipermalukan.

7)  Jangan mendisiplinkan anak untuk tidak menangis. Anak-anak membutuhkan aturan untuk membentuk perilaku, tetapi respons emosional mereka atas batasan yang kita buat(atau apa pun dalam hal ini) harus diperbolehkan, bahkan dianjurkan. Masa-masa menjadi Balita dapat menjadi waktu yang sangat intens, perasaan didalamnya pun saling bertentangan. Anak-anak mungkin perlu untuk mengekspresikan kemarahan, frustrasi, kebingungan, kelelahan dan kekecewaan, terutama jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan karena ada orangtua menentukan batasan. Seorang anak membutuhkan kebebasan untuk merasa aman mengungkapkan perasaannya tanpa penilaian. Dia mungkin perlu bantal untuk di tinju, berikan…

8)   Cinta tanpa syarat. Penarikan sayang kita sebagai bentuk disiplin mengajarkan anak bahwa cinta dan dukungan terhadapnya bisa menguap karena perilaku sesaatnya, sangatlah menyedihkan.

Bagaimana itu bisa menumbuhkan rasa aman? Alfie Kohn  dari artikel New York Times  “Ketika Orang Tua mengatakan ‘Aku cinta kamu’ Berarti ‘lakukan apa yang kami katakan’,” mengeksplorasi kerusakan semacam ini menyebabkan sebagian anak tumbuh untuk membenci, tidak percaya dan tidak suka orang tuanya, merasa bersalah dan malu. Sekali lagi, mencintalah…tanpa syarat.

9)     JANGAN PERNAH- memukul.

Memukul adalah tindakan Paling merusak dari semua bentuk hubungan dan kepercayaan. Dan memukul merupakan prediktor perilaku kekerasan. Artikel Majalah Time , “Pengaruh Memukul”, oleh Alice menemukan laporan dari sebuah penelitian terbaru: “bukti terkuat bahwa respon jangka pendek anak untuk memukul dapat membuat mereka bertindak lebih lanjut dalam jangka panjang. Dari hampir 2.500 anak-anak dalam penelitian ini, orang-orang yang memukul lebih sering pada usia 3y lebih mungkin menjadi agresif pada usia 5y.

Sengaja menimbulkan rasa sakit pada anak tidak dapat dilakukan dengan cinta. Namun Sayangnya, anak sering belajar untuk menghubungkan keduanya. Memukul agar anak jera atau takut seringkali di lakukan oleh orangtua yang (saat itu) tanpa cinta, kelelahan, amarah, frustasi adalah masalah utama yang mendorong perilaku memukul dari orangtua.

Mencintai anak tidak berarti membuatnya tetap bahagia sepanjang waktu dan menghindari masa-masa melalui aturan dan batasan. Yang paling terasa sulit bagi kita untuk di lakukan … adalah mengatakan “Tidak” dan benar-benar bermaksud tidak.

Anak-anak kita layak mendapat tanggapan langsung dan jujur ​​dari orangtua sehingga mereka dapat membedakan arti ‘benar’ dan ‘salah’, dan mengembangkan disiplin diri yang diperlukan untuk menghormati dan dihormati oleh orang lain. Tujuan dalam disiplin adalah percaya diri dan bahagia dalam tindakan kerjasama, dengan siapapun.

Jangan sampai, justru orangtua yang merusak perkembangan anak-anak mereka. Karena, sejatinya TIDAK ADA ANAK NAKAL.

Sumber: Ceria 9

Komunikasi dengan Anak

family-reading

Narsum : Bunda Elly Risman, Irfan Hakim dan Istri.

Acara : Basa-basi di TransTV (18/02/2015)

Host : Cici Panda dan Wendi

Tema : Komunikasi dengan anak

Cerita pengalaman:

  1. Irfan Hakim

Ayah dg 4 anak yg meluangkan waktu sesekali untuk quality time dg anak hanya berduaan saja. Di situlah saatnya Irfan untuk berhubungan intim dg anaknya, mendengarkan cerita anaknya, dll. Sejak dalam kandungan diajak komunikasi.

  1. Wendi cagur

Saat anak masih di dalam kandungan sudah diajak ngobrol. Contohnya saat mau lahir, Wendi mengajak bicara anaknya untuk lahir di saat orangtuanya tidak bekerja. Wallahualam bisawab. Kemudian anak kedua sempat jarang diajak berkomunikasi akhirnya ketika USG, posisi sang anak sunsang, kata dokter “jarang diajak berkomunikasi ya?” Lalu wendi mengajak bicara anaknya yg ada di dalam kandungan untuk mengembalikan posisi normal agar tidak sunsang. Akhirnya ketika USG kembali, sang jabang bayi sudah di posisi normal.

Kunci komunikasi dan pendidikan dg anak di bawah usia 7 tahun dengan 3B : Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi.

Apakah kita perlu mendidik anak dg rasa takut? Misal selalu mengatakan “jangan ini jangan itu jangaannn!”. Efektif nggak? → efektifnya hanya pada saat itu. Jangan-jangan orangtua yg melakukan itu dulunya juga diperlakukan seperti itu oleh orangtuanya.

Kata kuncinya, pengasuhan itu diturun temurunkan. Kita dipilih oleh Allah menjadi pengasuh anak kita, yg menitipkan anak kepada kita adalah Raja diraja yg punya seluruh bumi, mengapa kita bisa seenaknya dg anak? Jadi persoalannya ada pd anak atau kita?

Permainan:

Anak-anak lakukan apa yg Mama katakan ya. Tangan kiri diangkat pegang kuping. Tangan kanan pegang dagu. Hampir semua salah. Tadi anak-anak dengar Mama bilang apa? Oh jadi Mama yg salah? Mama bilang pegang dagu tapi mama pegang dahi. Tangan kamu ke mana Nak? Kalau mau anaknya berubah yg berubah duluan siapa? Mamanya. Mama beri teladan kepada anak.

Perilaku agresif pertama yg diterima anak drmn? Orangtua kan? Landasan utamanya kita yg dijadikan baby sitter Tuhan, kita dipilih untuk diberi amanah, bisa nggak? Jd orangtua sekolah nggak?

Misal perilaku bunuh diri, dalam diri anak sudah ada perasaan tidak dihargai orangtua, anak butuh orangtuanya bukan materinya saja. Kalau orangtua mengenali anaknya dr kenakalannya ya hanya itu yg diketahui orangtua. Hasil penelitian dalam kurun waktu 30 tahun belakangan, masalah utamanya adalah anak tidak bisa memahami perasaan anak.

Mengasuh anak seperti bagaimana kita menyemai benih. Mau panen yg bagus atau panen yg hampa?

Kontribusi kita dalam mengasuh anak lebih penting bagi negara daripada potongan pajak pendapatan setiap bulannya.

Anak tawuran salah orangtuanya? IYA.

Kalau lihat anak berperilaku negatif jangan langsung menyalahkan anaknya, orangtuanya introspeksi diri dulu. Kelakuan buruk anak tidak semuanya meniru dr orangtuanya. Misalnya kasus tawuran, bapak pergi pulang malam dan ibunya repot, saat anak pulang sekolah ingin menumpahkan perasaannya kepada orangtua tapi orangtuanya nggak ada. Misal orangtua melarang anak untuk tidak lari-lari lama-lama anak lari semakin kencang begitu jatuh orangtua bilang, “tuh kan mama tadi bilang apa? Kemarin abang jatuh kakinya luka nangisnya gak gitu-gitu amat. Besok juga sembuh. Sudah jangan menangis.” Tapi kata anaknya, “darah keluar dr kakiku, kok mama bilang gak sakit? Ini kaki siapa sih?” Perasaan anak tidak diindahkan jadi anak merasa tidak berharga. Orangtua mengajarkan bohong pd anak. Anak bilang, “kenapa saya dilahirkan?” Kesalahan orangtua tidak mau mendengarkan apa kata anak, perasaan anak.

Orangtua harus mau mendengarkan perasaan anak dan menanggapi apa yang dikatakan anak. Jangan ragu memberikan pelukan kepada anak dan membisikkan kata-kata positif pada anak. Misal, “Ayah bangga padamu..”

Oh iya ada lagi,

Misal anak bilang “Ayah tadi si A dan si B pacaran di sekolah. Atau anak bilang tadi aku lihat pocong bla bla bla”

→sebagai orangtua jangan langsung memutus neuron anak dengan bilang JANGAN, BUKAN. Tapi ditanyakan dulu apa sih pacaran? Apa sih pocong? Buat anak merasa nyaman harus bercerita ke orangtua. Jangan sampai anak merasa orangtua suka nge-cut omongan anak dan akhirnya anak enggan bercerita kpd orangtua.

Notulis: Megatala FIM 11

Long Distance Marriage (LDM)?

longdistance_isne TN_CommuterMarriage

Setiap pasangan suami istri tentu menginginkan keadaan yang ideal dalam menjalani hari-hari setelah menikah. Berproses bersama membangun keluarga dalam satu rumah, serta saling mendukung dan menyemangati tanpa terhalang oleh jarak dan waktu. Kebersamaan dengan keluarga adalah momen yang paling membahagiakan. Namun terkadang terkadang situasi dan kondisi membuat pasangan harus terpisah dan tidak tinggal dalam satu rumah. Misalnya saat suami atau istri harus melanjutkan studi ke luar negeri. Bagaimana mereka tetap mempertahankan quality time? Apa saja faktor terberat saat menjalani LDM? Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan saat menjalani LDM? Bagaimana menjaga keharmonisan rumah tangga saat menjalani LDM?Bagaimana pendidikan karakter untuk anak bagi pasangan LDM? Berikut akan dibahas satu per satu sesuai dengan diskusi yang telah dilaksanakan.

Pada dasarnya, dalam sebuah hubungan tidak ada aturan yang baku, seperti halnya dengan Long Distance Married (LDM) atau dapat disebut juga dengan commuter marriage. Hal ini karena setiap hubungan dipengaruhi individu dan keadaan individu yang terlibat di dalamnya. Hal yang utama dalam LDM adalah menjaga komunikasi untuk terus berjalan. Apalagi saat ini tekhnologi telah berkembang sehingga banyak social media seperti whatsapp, skype, viber, dan path dapat digunakan agar komunikasi tetap berjalan. Walau terpisah ruang dan waktu, terus berupaya menjaga komunikasi dengan segala sumber daya yang ada. Bertukar cerita keseharian hingga rencana masa depan keluarga kecil layaknya pasangan yang tinggal dalam satu atap. Komunikasi, kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci penting dalam mempertahankan quality time dengan pasangan.

Adakah factor terberat dalam menjalani LDM? Semua faktor bisa dijadikan hal terberat dalam menjalani LDM. Tergantung situasi dan kondisi orang yang menjalaninya. Sejauh dia menjalani LDM, perasaan menjadi faktor utama yang harus dijaga dalam LDM. Walau mungkin tidak sama apple-to-apple. Pandangan mengenai pengalaman LDR dengan saudara atau orang tua yang dapat menjadi modal dalam menjalani LDM dengan pasangan, ternyata berbeda. Walaupun memiliki poinnya sama, yaitu hubungan jarak jauh. Namun, kembali lagi ke individu yang terlibat di dalamnya. Seringkali rasa kangen dan ingin ditemani pasangan muncul, bila sudah seperti itu maka mencari kesibukan sebagai solusinya  agar tidak larut dalam perasaan seperti dari bersih-bersih rumah, mengerjakan tesis, atau bersilaturahim dengan kerabat. Jika masih saja rindu, maka memilih untuk menikmati rasa itu, karena rasa juga merupakan nikmat dari Tuhan.

Percayalah Tuhan sudah menyiapkan skenario terbaik untuk setiap hambaNya. Berbaiksangkalah kepadaNYA menjadi senjata dalam menjalani segala skenarioNya, termasuk saat LDM dengan pasangan. Untuk menjalani ujian terberat, bersabar menjadi jawabannya. Ketika membutuhkan suami untuk bersandar namun tidak bisa, atau saat sedang kangen-kangennya dan ingin menghabiskan waktu berbincang lebih lama, namun suami berada di tempat yang jauh. Cara lain yang dapat dilakukan bagi muslim adalah membaca ayat AlQur’an. Dengan membaca Al Qur’an hati menjadi lebih tenang. Cara ini lebih terjamin keberhasilannya.

Beberapa hal penting yang bisa dishare untuk pasangan yang akan dan sudah menjalani LDM, diantaranya:

  1. Pilihan karir dan masa depan yang harus jelas diawal

Pilihan karir dan masa depan yang jelas dapat memudahkan istri maupun suami untuk memahami pilihan masing-masing dan konsekuensinya. Buat yang jadi bapak, anaknya diurus dari sejak lahir. Jadi meskipun jauh anaknya masih dapat mengenali. Suka nangis apabila tidak ditelpon.

  1. Konsekuensi finansial

Konsekuensi finansial ini dilihat dari sudut pandang laki-laki. Nafkah itu wajib, jangan mendahulukan diri sendiri ketika jauh. Segala kebutuhan keluarga harus terpenuhi dengan semaksimal mungkin.

  1. Komunikasi

Saat jauh, segalanya harus selesai via lisan dan tulisan. Harus bisa sabar dan menahan diri.Saling menyadari bahwa setiap pasangan saling mengandalkan satu sama lain. Soal ketenangan hati, tetap bisa diraih saat jauh. Selain itu, ingat tujuan besar suami atau istri ke luar negeri dan pahala besar saat bersabar karena Tuhan.

Keharmonisan rumah tangga saat LDM dapat dicapai apabila setiap pasangan bersyukur, bersabar dan menjaga komunikasi. Membayangkandi luar sana masih banyak pasangan LDM yang tidak dapat berkomunikasi setiap hari. Misalnya suami teman ada yang berprofesi sebagai pelaut. Oleh karena itu, apapun yang dihadapi harus bersyukur. Untuk menjaga hubungan dengan anak, diusahakan sebelum berangkat ke luar negeri banyak menghabiskan waktu bersama anak. Selalu menghabiskan waktu pagi dan jalan-jalan bersama anak. Selain itu, sebelum tidur anak digendong dulu. Intinya menghabiskan waktu bersama.

Lantas bagaimana cara meyakinkan hati ketika tahu konsekuensi suami sering berpindah tugas? Apakah ketika setelah menikah LDM memiliki limit waktu yang jelas? Misalnya suami sudah menjadi karyawan tetap, sementara istri menjadi PNS, apakah istri harus merelakan pekerjaannya untuk ikut suami atau suami yang mengalah mencari pekerjaan baru di domisili yang sama dengan istri?Terkait limit dalam hal pindah tugas kembali ke pekerjaan dan individu masing-masing. Bagaimana situasi pindah tugas kantor (frekuensinya, lamanya) dan bagaimana situasi finansialnya terutama bagaimana rencana masa depan. Karena setiap pasangan memiliki paradigma dan rencana masing-masing. Kembali meyakinkan hati bahwa niat kita bekerja, belajar, maupun menikah karena Tuhan. Berbaik sangkalah KepadaNYA. Selain itu bisa juga mengajak pasangan berdiskusi, sampaikan hal-hal yang dikhawatirkan, rencana-rencana untuk masa depan. Setelah menikah, porsi ‘aku’ dalam hubungan semakin hari semakin mengecil, diganti dengan ‘kami’. Pada akhirnya kesepakatan masing-masing. Tergantung tujuan kerjanya apa. Bagi yang muslim kewajiban nafkah ada di suami.

Berbeda pula dengan pasangan yang menjalani LDM ketika sudah memiliki anak. Bagaimana melakukan pendidikan karakter kepada anak? Pendidikan karakter tetap bisa berjalan karena keluarga adalah pendidikan yang pertama dan pendidikan paling efektif membentuk karakter. Tidak masalah ketika salah satu berada di tempat yang cukup jauh. Misalnya ayah bekerja di luar kota, maka peran ibu akan sangat berpengaruh. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sosok ayah dan ibu sangat menentukan perkembangan anak sampai dewasa. Selain itu, komunikasi dan selalu percaya dengan pasangan. Alangkah baiknya jika pasangan update perkembangan anak. Diskusi juga terkait dengan anak ingin dibelikan apa, diajari apa.

Apakah benar jika anak-anak yang pola pengasuhannya alam dengan baby sitter atau dengan pembantu akan meniru perilakunya?Asalkan perilaku baby sitter atau pembantu baik baik saja, tidak masalah.Namun dengan caratan, ada hal yang harus dipenuhi seorang anak ketika memasuki usia awal dan usia lanjut.

  1. Untuk usia awal adalah tentang kebutuhan dasarnya. Pemenuhan kebutuhan dasar anak sebagai proses pengenalan dan pendekatan anak dengan orang tua. Maka Allah mencipatakan cairan omnion yang baunya sama dengan puting ibu, sehingga sejak bayi pun anak tidak salah ibu. Jadi anak juga bisa merasakan kalau dirinya sedang ditinggalkan.
  2. Usia lanjut adalah kemampuan mengembangkan literasi yang menstimulasi fungsi kognitif dari anak tersebut. Kemampuan literasi ini yang jarang dilatih oleh baby sitter atau pembantu.Kemampuan literasi adalah kemampuan membaca dan menulis untuk meningkatkan fungsi kognitifnya. Selepas pulang bekerja atau bepergian sempatkan malam hari membacakan dongeng untuk meningkatkan minat baca dan pada saat pagi hari diajarkan menggambar dan menulis.

Buat para orang tua yang sibuk setidaknya mengajarkan:

  • Usia 2-4 tahun
  • Belajar menarik garis dari satu titik ke titik lainnya
  • Belajar membuat lingkaran
  • Belaja mewarnai
  • Membacakan dongeng
  • Usia 4-5 tahun
  • Mulai pengenalan huruf dan angka
  • Mendongeng dengan mulai memperhatikan bagian judul, pengarang, dan gambar khasnya untuk meningkatkan minat baca
  • Belajar merangkai kata

Cara lain untuk menyiasati agar anak tidak mengikuti perilaku kurang baik dari lingkungannya adalah dengan menemani anak sebelum tidur dan mendorongnya untuk bercerita mengenai kesehariannya. Saat anak bercerita, orang tua bisa merespon cerita tersebut dan memasukkan nilai-nilai Islam, kemudian memancing si anak untuk menilai kesehariannya berdasar nilai Islam, mana yang baik, mana yang kurang baik. Kegiatan ini bisa menjadi “filter”. Selain itu, media seperti web Indonesia bertutur dan dongeng tv juga bagus untuk mengajarkan pendidikan karakter.

Niat serta pondasi kuat bahwa menikah adalah ibadah, keyakinan, kepercayaan, menjaga komunikasi, serta memahami segala konsekuensi dapat menjaga kedekatan dengan pasangan dan anak saat LDM. Pada akhirnya menikah adalah komitmen. Komitmen bukan hanya antara suami dan istri tetapi juga kepada Tuhan. Komitmen atas sunnah dan segala hal yang berkaitan dengannya. Maka segala tantangan kembali ke prinsip itu. Bahwa akhirnya semua akan bermuara karena Tuhan Sang Pemilik Cinta. Maka kita akan lebih mampu menghadapi kehidupan yang memang bukan tempatnya istirahat.

(13 Januari 2014, Diskusi FC#4)

Pemantik            :

             – Riesni Fitriani (Alumni FIM 7, Mahasiswa S2 PPM Management)

            – Sulaiman Sujono (Alumni FIM 7, Mahasiswa S2 Cranfield University International Defence and Security)

Moderator          : Mega Tala FIM 11

Notulis                 : Desi Martika Vitasari FIM 12

Ketika Buah Hati Tak Kunjung Datang

images cara-agar-cepat-punya-anak

Salah satu cita-cita dalam keluarga pastilah meneruskan keturunan dengan lahirnya buah hati tercinta dalam keluarga. Memiliki anak adalah sebuah anugerah, namun bagaimana jika anugerah yang ditunggu-tunggu tersebut belum kunjung datang?. Banyak hal yang menyebabkan pasangan belum atau sulit mendapatkan keturunan. Penelitian membuktikan bahwa walaupun faktor biologis adalah penyebab utama dari masalah ini, faktor psikologis seperti stres menempati urutan kedua sebagai faktor penyebab.

Bagaimana menanggulangi aspek psikologis yang berpotensi menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan keturunan? Tentu saja tidak semudah mengatakan, “Tenang saja, tidak perlu kebanyakan stres. Nanti juga dikasih kok”. Di satu sisi ada langkah untuk menguatkan hati, dan tentu Ada ikhtiar yang tetap bisa dijalani. Apa saja itu?

Aspek Biologis

Usia aman bagi seorang wanita untuk hamil adalah antara 20 sampai dengan sebelum 35 tahun. Semakin bertambah usia wanita, semakin turun kesuburannya. Jika pasangan sudah menikah selama 1 tahun, tinggal satu rumah (hubungan suami istri normal), tanpa alat kontrasepsi, hubungan suami istri dalam batas normal dan masih belum hamil, maka dapat dikatakan pasangan subfertil ( dulu istilahnya infertilitas).

Jika sdh didiagnosis subfertil, dokter akan menganalis kemungkinan penyebabnya. Pertama yang dilihat tentu sperma dan ovum (telur) ada atau tidak. Jika ada hubungannya, apakah sudah di waktu yang tepat atau tidak. Jika sudah di waktu yang tepat, apakah ada sesuatu yang menghalangi pertemuan mereka atau tidak. Maksudnya pertemuan sperma dan ovum. Karena sperma akan keluar di vagina dan harus berenang menemui ovum di fimbrae saluran telur. Penyebab terbanyak ( secara biologis) penyebab subfertil adalah sumbatan di saluran telur.

Ada beberapa tahapan dalam mencari kenapa masih belum hamil. Tahapannya dapat berupa mengecek sprema atau ovum itu sehat. Pengecekkan sperma atau ovum dengan periksa ke spog untuk cek laborat. Namun, pemeriksaan-pemeriksaan lab itu biayanya cukup mahal jadi biasanya dianjurkan jika memang sudah betul-betul diperlukan. Cara mudahnya untuk perempuan jika haid setiap bulan( usia reproduksi) umumnya telur ada dan untuk laki-laki caranya dengan analisa sperma di lab.

Selain itu merencanakan kehamilan ada tips berhubungan terkait kapannya. Seperti yang kita ketahui, sperma itu bertahan di dalam rahim kurang lebih 7 hari, tapi telur 12-24 jam. Jadi pertimbangkan juga saat masa masa ovulasi. Sebelum mengetahui masa subur memang harus mengetahui dulu siklus haidnya.

Tahapan lainnya yaitu dengan suplemen atau obat subur. Walau suplemen boleh dibeli tanpa resep dokter, namun untuk penyubur harus dikonsultasikan dulu dengan dokter karena ada cara-cara penggunaannya harus atas pertimbangan dokter yaitu apakah penyubur itu perlu atau tidak, nanti dokter yang pertimbangkan. Penyubur itu ibaratnya pupuk. Jika sudah subur, maka tidak perlu lagi dikasih nanti bisa tdk berguna atau malah menimbulkan masalah lain. Jadi misal ada orang lain yang diberi resep obat subur dari dokternya, kita tidak boleh konsumsi tanpa konsultasi dengan dokter.

Mengenai Keputihan

Apakah keputihan juga dapat menyebabkan kendala blm dapat hamil? keputihan( infeksi) dapat menjadi kendala sulitnya hamil. keputihan Normal: bening, tidak bau, tidak gatal sedangkan keputihan tidak normal: berwarna dari putih-keruh-kuning-hijau, bau, menimbulkan gatal. Ibu hamil pun mengalami keputihan. Keputihan pada ibu hamil lebih banyak itu wajar, karena pengaruh faktor hormon sama pengaruh jalur perdarahan yang meningkat pada genital wanita selama hamil, untuk mempersiapkan persalinan. Yang perlu digarisbawahi coba cermati tanda tanda berikut: Jika keputihan tersebut karena infeksi jamur, rata rata muncul cairan putih kekuningan, banyak membuat gatal. Bahaya itu kalo keputihan yang sifatnya berwarna dan berbau. Jika bakteri, baunya amis dan bisa membuat nyeri juga. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi mikroba bisa menyebabkan pecah ketuban dini.

Keguguran dan Kuretase

Apakah keguguran dan kuret mempengaruhi kehamilan dan kandungan. Keguguran tidak mempengaruhi apakah seseorang bisa hamil lagi atau tidak. Begitu pula dengan tindakan kuret. Kuretase bisa saja mempengaruhi kondisi rahim, misalnya terjadi perlengketan antar dinding rahim, tanda mudahnya setelah kuretase tidak pernah haid lagi. Karena kuretase mengakibatkan terjadinya Perlengketan dinding dalam rahim bukan karena faktor biologis, melainkan karena tindakan kuretasenya. Tetapi  ini sangat jarang terjadi.

Lalu apa tips pola hidup sehat dan nutrisi yang menunjang untuk program hamil?  tipsnya sangat sedrhanan yaitu makan yang baik, sehat, bergizi, tidur cukup, hindari stres dan bersabar. Mengusahakan kehadiran buah hati dapat dilakukan dengan terus menjaga pola hidup sehat, menghindari stres, serta boleh mengonsumsi suplemen atau obat untuk kesuburan dengan sebelumnya di konsultasikan pada dokter.

Aspek Psikologis

Aspek psikologis memang mempengaruhi potensi untuk memiliki si buah hati. Seperti stres . Terlalu capek bekerja, dan banyak faktor lainnya. Saran dokter pun harus mengurangi faktor penyebab stres serta mengurangi aktifitas yang dapat menyebabkan fisik menjadi lelah. Intinya kegitan-kegiatan yang memunculkan stres harus dikurangi atau diminimalisir.

jika sudah bicara masalah stres di seputar kehamilan, ini ibaratnya lingkaran setan. 1-3 bulan nikah belum hamil, pasutri mungkin sudah mulai was-was (terutama istri). Belum lagi pertanyaan atau komentar “kapan mau punya anak?” atau “sudah isi belum?” yang dilontarkan dari teman, saudara, orang tua, dan mertua. Berusaha menenangkan diri, eh, di medsos sudah mulai banyak yang upload foto bayi-bayinya.

Apabila dukungan sosial yang kurang, bisa menyebabkan pasangan mengalami stres yang cukup tinggi. Efeknya bisa sampai membuat orang mulai sakit-sakitan (karena stres), bahkan sampai depresi dan memang dibandingkan suami, istri cenderung lebih rentan terhadap stres ini. Hal ini karena insting nurturance pada perempuan BIASANYA lebih tinggi dari laki-laki, sehingga tidak adanya anak sering kali membuat istri merasa “kosong”.

Bagaimana cara untuk menghadapi kondisi lingkungan seperti yang dipaparkan sebelumnya? Bagaimana caranya menenangkan diri dalam masa penantian ini? Pertama, sah-sah saja untuk sementara unfollow (bukan unfriend ya) teman-teman yang terlalu sering posting tentang baby-nya Dan boleh-boleh aja untuk sementara menolak untuk datang ke acara 7 bulanan atau baby shower atau semacamnya karena biasanya di acara2 ini cenderung lebih banyak yg nanya “kapan punya momongan?” (seperti para jomblo yang lebih sering ditanya “kapan nyusul?” di acara kawinan ).                 Kedua, coba cari aktivitas lain yang tidak melibatkan lingkaran orang-orang yang sering bertanya. Misal pingin lebih sering travelling sama suami (mumpung belum ada momongan, hitung-hitung bulan madu ke-2, ke-3, dst), karena sering kali perubahan suasana bisa membuat pasutri lebih rileks. Make love for the sake of love itself, bukan karena dikejar target harus punya momongan. Bisa-bisa malah merasa jadi beban dan yang ada jadi kontraproduktif. Lakukan hobi dan kegiatan yang menyenangkan. Jadikan kehamilan sebagai bonus dari hubungan suami istri, bukan target. Lakukan hobi dan kegiatan yang menyenangkan. Memang lebih mudah untuk diucapkan daripada dilakukan, tetapi tidak mudah bukan berarti tidak mungkin. sekali lagi yang harus diingat adalah hak Tuhan untuk memberi momongan/tidak, kapan akan diberi.  Mau sesubur apa pun kita, jika Tuhan bilang belum saatnya ya belum saatnya.

 

Adakah Pengaruh dari lamanya menunggu momongan dengan pola asuh?

                 Lamanya menunggu momongan tidak harus berarti berpengaruh ke pola asuh. Itu kembali ke orangnya masing-masing. Tapi memang kecenderungan orang tua yang lama dikasih momongan itu biasanya jadi lebih protektif ke anak (sama dengan anak tunggal), memanjakan, atau malah bisa kebalikan, jadi sangat strict sama anak karena banyak harapan yang ditumpukan ke anak. orang tua (tidak hanya yang lama nunggu baru dapat momongan), harus sering-sering introspeksi, bahwa anak itu bisa saja mirip dengan orang tua, tapi bisa juga berbeda. Setiap individu itu unik dan punya aspirasi masing-masing. Jadi kita harus belajar untuk menyesuaikan pola asuh dengan kepribadian dan kemampuan anak.

alangkah baiknya kalau kita bisa menyiapkan buah hati untuk bisa menyelamatkan dirinya sendiri saat kita tidak ada, karena sebagai ortu secara normatif kita akan pergi meninggalkan anak kita terlebih dahulu untuk menghadap Tuhan. Nah kita harus bisa menyiapkan anak agar bisa mandiri dan tetap aman walaupun kita sudah ngga ada. jangan jadi takut punya anak ya.

Ada lagi kasus yang anaknya jadi benci banget sama ortu karena terlalu banyak harapan ortu ke anak (karena ini anak sudah sangat lama ditunggu), sedangkan anaknya punya kemampuan, minat dan kepribadian yang sangat berbeda dengan ortu. Jika lingkungannya oke, anak bisa jadi kreatif dalam menunjukkan “pemberontakannya” dan berprestasi di bidang yang dia kuasai (walaupun ya hubungan dengan ortu tetap jelek), tetapi jika lingkungannya kurang bagus, anak menunjukkan “pemberontakannya” dengan pakai napza, dll.

kasus anak yang kreatif, untungnya ortu akhirnya memahami aspirasi anak dan mulai mendukung keinginan anak. semua kembali ke ortu sih. Yang jelas memang sekarang anak ngga bisa terlalu dikekang tapi tetap harus dibatasi dengan pemahaman agama yang baik. Jangan hanya sekedar ritual atau dogmatis, tapi benar-benar diajarkan konsep aqidah dan akhlak (yang terakhir sering sekali kelupaan nih sekarang ini).

(24 Januari 2015, Diskusi FC#4)

Pemantik:

  1. Zulvayanti, dr. SpOG-K, MKes. (Staf departemen obstetri & Ginekologi RSHS)
  2. Nurul Adiningtyas (Staf Pengajar Fakultas Psikologi Univ. Mercu Buana, Psikolog di P2TP2A DKI Jakarta & RSPP)
  3. Ranggi Nivianti (Mahasiswa profesi apoteker).

Moderator: Ragwan Al AydrusFIM 14 C

 Notulis: Zuhay R Zaffan FIM 15

Pentingkah Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Pra-Nikah?

unduhan

Menikah tidak hanya membutuhkan persiapan metal, tetapi kondisi fisik juga perlu mendapat perhatian. Selain menjaga kebugaran menjelang hari-H, ternyata ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh para calon suami dan istri. Apa saja pemeriksaan yang dimaksud? Apa fungsi pemeriksaan kesehatan reproduksi pra-nikah? Kapan waktu yang tepat dalam pemeriksaan keseharan reproduksi? Apa saja jenis pemeriksaan yang dilakukan serta biaya yang dibutuhkan? Dari segi psikologi, apakah manfaat pemeriksan kesehatan reproduksi pra-nikah?

 

Berdasarkan definisi Departemen Kesehatan, kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat menyeluruh, serta fungsi reproduksi yang normal. Jadi seseorang dengan reproduksi yg sehat, bukan hanya kondisi bebas penyakit, tetapi juga kehidupan seksual yang menyenangkan. Jika dilihat dari persiapan pernikahan, maka pemeriksaan kesehatan reproduksi (kespro) hanya sebagian dari yang dibutuhkan untuk mempersiapkan suatu pernikahan yang “sehat”.

Pernikahan bukan hanya mempersatukuan dua hati yang memiliki perasaan dan tujuan hidup yang sama, namun umumnya juga bertujuan untuk menghasilkan keturunan sebagai pewaris pasangan. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan lebih ditujukan untuk persiapan menghasilkan keturunan yang sehat sejahtera. Selain itu pemeriksaan kespro juga berfungsi untuk menciptakan hubungan pernikahan yang aman, artinya bebas dari infeksi yang mungkin dibawa oleh salah satu atau kedua pasangan, dan menjaga kerhamonisan rumah tangga yang akan dibina kelak.

Dalam tinjauan medis, aspek-aspek yang perlu diperhatikan terkait kesehatan reproduksi, antara lain:

  1. Genetik (kondisi bawaan). Apakah calon pasutri memiliki potensi genetik penyakit tertentu misalkan diabetes melitus, thalasemia minor/mayor, hemofilia, asma, risiko keganasan dalam keluarga?
  2. Resiko penyakit seksual menular. Misal faktor pekerjaan, pola hubungan seksual, dll.
  3. Kondisi medis saat ini. Sakit yang dialami, obat-obatan yang dikonsumsi, obesitas, dll.
  4. Status imunologis. Riwayat imunisasi.
  5. Usia pasutri. Kesiapan memiliki keturunan.
  6. Kebiasaan. Rokok, alkohol, dll.

Mengapa pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan perlu?

Beberapa alasan perlunya pemeriksaan kespro sebelum pernikahan adalah:

  1. Untuk mengurangi kemungkinan kelaianan bawaan seperti thalasemia, diabetes mellitus type 1.
  2. Mengurangi atau mencegah penyakit yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual misalnya HIV, hepatitis B, STDs.
  3. Mengurangi atau mencegah penyakit yang bisa ditularkan atau mempengaruhi janin yg dapat menyebabkan, keguguran, kecacatan, retardasi mental, atau kematian janin.
  4. Mengatasi keresahan jika ada kemungkinan muncul penyakit bawaan tertentu, khususnya yang menikah dengan keluarga dekat.
  5. Mengurangi beban psikologis dan finansial keluarga melalui penanganan dan konseling yang tepat.

Kapan waktu yang tepat dalam pemeriksaan keseharan reproduksi? Apa saja jenis pemeriksaan yang dilakukan?

Pemeriksaan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sebelum melaksanakan pernikahan. Setidaknya dalam satu bulan sebelum pernikahan, pemeriksaan telah selesai dilakukan. Adapun jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan menjelang persiapan pernikahan adalah:

  1. Riwayat kesehatan dan keluarga calon pasutri, terutama yang diketahui memiliki penyakit bawaan tertentu (penyakit genetik).
  2. Pemeriksaan darah sesuai dengan yg dibutuhkan (berdasarkan riwayat kesehatan)
  3. Rujukan ke spesialis jika dibutuhkan
  4. Riwayat vaksinasi terutama MMR (mumps, measle, rubella) dan hepatitis B
  5. Skrining penyakit genetik
  6. Pemeriksaa thalasemia
  7. Pemeriksaan kelainan hb atau kelainan darah lainnya
  8. Pemeriksaan golongan darah/resus
  9. Skrining penyakit metabolik
  10. Gula darah untuk skrining Diabetes mellitus
  11. Kolestrol untuk skrining hiperkolestrolemia
  12. Tyroid untuk skirining hiper atau hypotiroid
  13. Skrining penyakit infeksi
  14. HIV (yg berisiko tinggi)
  15. STD (yg berisiko tinggi)
  16. Hepatitis B (disarankan)
  17. Skrining penyakit keganasan
  18. Pap smear pd wanita yg sudah menikah
  19. USG payudara
  20. Skrining penyakit jiwa (depresi, anxietas/cemas, gangguan emosional, prilaku)
  21. Skrining infertilitas (lebih disarankan setelah 5 tahun menikah)

Pemeriksaan kespro dapat dilakukan di Rumah Sakit oleh dokter umum, atau dokter SpOG, atau ke klinik fertilitas, atau dapat juga melakukan pemeriksaan langsung ke laboratorium. Akan tetapi pemeriksaan kespro ini tidak memiliki patokan yang baku, karena harus disesuaikan dengan kondisi atau riwayat medis dari calon pasangan suami istri.

Selain melakukan rangkaian pemeriksaan secara medis, ada beberapa langkah pencegahan sebagai bentuk antisipasi terhadap gangguan kesehatan reproduksi yang dapat dilakukan untuk persiapan pernikahan. Pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya:

  1. Mengonsumsi asam folat

Asam folat dapat dikonsumsi dengan dosis 400mcg sebulan sebelum menikah hingga hamil trimester pertama. Asam folat dapat dibeli tanpa resep dokter, ada beberap ahli yang menyatakan bahwa selama konsumsi makanan seseorang baik, maka tidak perlu menkonsumsi asam folat sebagai suplemen. Tetapi ada pula ahli yg menyarankan untuk konsumsi asam folat tambahan jika seseorang memang merencanakan kehamilan.

  1. Melakukan imunisasi pra-nikah

Beberapa imunisasi yang dapat dilakukan sebelum menikah adalah imunisasi Hepatitis B (3 dosis), MMR (1 dosis), Varicella (2 dosis), dan TT (1 dosis).

  1. Melakukan imunisasi kanker

Imunisasi pencegahan kanker yang dimaksud adalah imunisasi HPV (3 dosis). Imunisasi HPV sebaiknya dilakukan sebelum aktif secara seksual, karena belum ada paparan sehingga hasil antibodi yang dihasilkan lebih besar. Adapun Jarak imunisasi HPV diselesaikan minimal dalam 6 bulan. Rata-rata regimennya (0-2-6) atau hari ini – 2 bulan berikutnya – 4 bulan berikutnya. Dampak yang terjadi karena imunisasi HPV yang dilakukan pada pasangan yang belum menikah mungkin hanya risiko efek samping yang ditimbulkan, misalkan demam atau bengkak ditempat suntikan. Imunisasi dapat pula dilakukan setelah menikah, akan tetapi efektivitasnya mungkin tidak sebesar jika diberikan sebelum menikah.

Selain melakukan imunisasi untuk pencegahan, salah satu hal yang seringkali mungkin diabaikan adalah menjaga berat badan sebagai persiapan untuk kesehatan reproduksi, khususnya wanita. Berat badan yang terlalu kurus atau terlalu gemuk dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi khususnya yang berhubungan dengan hormonal. Ada baiknya pasutri mempersiapkan berat badan ideal secara bertahap bukan drastis, demi kesehatan tubuh. Meski badan masih gemuk atau belum cukup gemuk saat hari H, jika dilakukan secara bertahap efeknya jauh lebih baik daripada perubahan yg drastis.

Berapa biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi?

Selain membutuhkan biaya yang cukup besar, terutama skrining kelainan genetik, dalam pemeriksaan kespro juga terdapat konsekuensi ketika diketahui hasil pemeriksaan, yang akan berdampak pada hubungan calon pasutri atau pengambilan keputusan untuk memiliki keturunan atau tidak. Adapun kisaran biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan kespro adalah:

  1. Pemeriksaan skrining thalasemia sekitar 150.000 – 300.000 (tergantung laboratorium)
  2. Pemeriksaan apus darah tepi sekitar 50.000 – 100.000
  3. Pemeriksaan golongan darah/rhesus kurang lebih 50.000 (biasanya dibawah itu)
  4. Pemeriksaan gula darah 20.000 – 40.000 tergantung metode
  5. Pemeriksaan kolestrol 30.000 – 60.000 tergantung metode
  6. Skrining HIV sekitar 1,5 juta (terkadang ada program gratis dr PMI atau Depkes)
  7. Skrining STD (paket) 1 – 2 juta
  8. Skrining Hepatitis B 100.000 – 200.000
  9. USG payudara 250.000 – 500.000

Biaya yang diperlukan untuk pencegahan, yaitu:

  1. Asam folat, generik sekitar 10.000/strip
  2. Imunisasi Hepatitis B kurang lebih 80.000/dosis diluar jasa medis
  3. Imunisasi MMR 125.000 diluar jasa medis
  4. Imunisasi Varicella 400.000 – 450.000 diluar jasmed
  5. Imunisasi TT gratis di Puskesmas
  6. Imunisasi HPV 500.000 – 800.000/dosis tergantung brand diluar jasa medis

Rangkaian pemeriksaan kespro tentu saja tidak perlu dilakukan semuanya, hanya untuk yang berisiko saja. Itupun bersifat saran jika memang siap secara fisik, psikologis, dan finansial. Namun jika memang diketahui ada yang memiliki penyakit genetik yang berat, misalkan ada riwayat thalasemia mayor di kedua belah pihak sebaiknya diperiksakan apakah calon pasutri keduanya memiliki gen thalasemia minor, yang jika bertemu maka risiko memiliki anak dengan thalasemia mayor 50%. Atau calon pasutri terinfeksi penyakit STD (sexually transmitted disease), sebaiknya diperiksakan sebelum terlanjur, karena akan menginfeksi bukan hanya pasangannya, tetapi mungkin calon keturunannya.

Permasalahan kesehatan reproduksi

Kejujuran sangat dibutuhkan dari calon pasangan suami istri. Jika sebelum menikah seorang laki-laki pernah melakukan hubungan intim dengan perempuan yang terkena kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV maka dia akan menularkan virus HPV kepada isterinya. Akan tetapi belum tentu infeksi HPV akan menjadi kanker serviks, tetapi bisa menjadi inveksi lain misalkan condiloma akuminatum (jengger ayam), walaupun kemungkinan besar menjadi kanker serviks ada. Kanker serviks bukan semata-mata disebabkan oleh virus HPV, oleh karena itu wanita dianjurkan rutin melakukan pemeriksaan papsmear 2-3 tahun sekali. Perempuan yang terinfeksi virus HPV seringkali tidak memiliki gejala tertentu. Kecuali jika penyakit sudah memasuki tahap lanjut. Misalkan ada nyeri saat berhubungan, ada perdarahan, keluar keputihan yang tidak biasa. Sedangkan untuk laki-laki yang gejala yang paling mudah dikenali adalah adanya kutil didaerah kemaluan, atau sering disebut jengger ayam.

Sebelum memutuskan melakukan pemeriksaan kespro, ada beberapa tanda khusus yang mengindikasikan bahwa terjadi gangguan pada sistem reproduksi. Seperti pada perempuan terdapat gangguan haid seperti siklus haid, jumlah haid, ada perdarahan memanjang, perdarahan diluar siklus, tidak haid dalam waktu sekian bulan, nyeri saat haid, PMS yang sangat menggangu aktivitas, gangguan pertumbuhan payudara, ada cairan keluar dari puting, bentuk payudara yang tidak normal atau terdapat benjolan pertumbuhan pubis dan rambut pubis, adanya keputihan yang tidak normal. Tanda pada pria diantaranya ukuran gland/buah zakar yang tidak biasa, ada nyeri, ada bengkak, keluar cairan, gangguan berkemih.

Perbedaan golongan darah pasutri terkadang menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Wanita asing (rh -) yang menikah dengan pria asia (rh +) memiliki faktor risiko untuk terjadinya kematian janin atau bayi lahir mati, akibat sel-sel darah yang dihancurkan oleh tubuh bayi karena dianggap musuh. Sehingga untuk memperkecil risiko tersebut dilakukan hal-hal lanjutan berikut:

  1. Skrining

Pada tiap kehamilan harus dilakukan pemeriksaan golongan darah berikut Faktor Rhesus dan skrining antibodi dilakukan pada kunjungan pertama dengan tes COMB indirect

  1. RhoGAM :

Bila ibu Rhesus negatif terpapar dengan darah janin Rhesus [+], maka ibu harus diberi RhoGAM ; RhoGam adalah RhIgG (iGG akan menempel pada antigen Rhesus) dan mencegah terjadinya respon imunologi ibu.

  1. Penatalaksanaan Ibu Rhesus [-] yang tidak tersensitisasi (pasien Rhesus [-] dengan skrining antibodi [-])

Skrining antibodi dikerjakan pada kehamilan 0 – 24 – 28 minggu. Bila negatif, berikan 300 µg RhIgG untuk mencegah terbentuknya antibodi dalam tubuh ibu. Saat persalinan, tentukan status Rhesus neonatus, bila Rhesus (+), berikan RhIgG pasca persalinan. RhoGAM diberikan pada ibu Rhesus [-] yang terpapar dengan darah janin  Pada kehamilan yang mengalami sensitisasi pertama kali, komplikasi terhadap janin rendah.

Jika seorang ayah menderita asma dan ibu menderita diabeter melitus, bagaimana kemungkinan penyakit bisa menurun pada anaknya? Penyakit asma umumnya diturunkan, tetapi mungkin belum tentu berupa asma, akan tetapi bisa kondisi atopi/alergi lain misalkan rhinitis alergi (bersin/hidung berair jika terkena zat-zat tertentu), konjungtivitis alergi (mata merah, berair, gatal jika terpapar zat tertentu), atau dermatitis atopi/eksim. Bisa menurun salah satu, kombinasi, atau bahkan keempatnya, tapi bisa juga tidak diturunkan. Diabetes mellitus yang dikhawatirkan dalam mempersiapkan keturunan adalah yang tipe 1, dimana dari kecil sudah membutuhkan insulin. Badan cenderung kurus. Diabetes tipe 2 umumnya muncul saat dewasa, bisa berupa faktor keturunan (risiko lebih besar), juga gaya hidup  (pola makan yang salah dan aktivitas sedenter) dan obesitas. Skrg ini diabetes tipe 2 muncul bukan krn semata2 faktor genetik, akan tetapi lbh kepada gaya hidup. Bahkan anak2 kecil dgn obesitas pun rentan terkena diabetes melitus tipe 2.

Apakah penyakit hepatitis B tidak dapat disembuhkan secara total? Penyakit Hepatitis B memiliki beberapa tingkatan. Penyembuhan Hepatitis B tergantung pada tingkatannya. Tahap awal skrining hepatitis B adalah pemeriksaan HbsAg. Jika seseorang positif HBsAg maka dia terinfeksi virus hepatitis, dan terinfeksi belum tentu sakit. Agar tahu status infeksinya apakah aktif atau tidak bisa dilihat dari HBeAg. Jika aktif (sakit) maka akan diberi terapi dgn antivirus atau interveron. Jika dia tdk aktif (carier) maka diobservasi berkala. Untuk anak yang dilahirkan dari ibu dengan HBsAg positif maka akan diberi imunoglobulin segera setelah lahir serta vaksin hepatitis B. Jika seseorang sudah memiliki HBsAg positif maka tidak bisa diimunisasi lagi.

Apakah manfaat pemeriksan kesehatan reproduksi pra-nikah dari segi psikologi?

Ada beberapa kasus pasangan suami istri, terutama yang berkaitan dengan anak yang berujung pada marital conflict. Saling menyalahkan, menyesal, dan sebagainya, yang sebenarnya bisa dihindari jika sebelumnya mereka melakukan pemeriksaan pra-nikah. Kasus-kasus seperti anak yang terlahir deaf (tuna rungu) karena infeksi Torch dan Rubella saat kehamilan, kemudian kasus istri sulit hamil karena kondisi pasutri yang mungkin kurang sehat secara medis, dapat memicu masalah rumah tangga di kemudian hari. Uniknya, pemeriksaan pra-nikah ini lebih banyak dipahami secara medis. Sebetulnya secara mental, kesehatan jiwa (keswa) calon pasangan suami istri juga perlu pemeriksaan terlebih dahulu.

Pemeriksaan kesehatan jiwa dapat dilakukan dengan tes kepribadian dan kecenderungan potensi gangguan jiwa, seperti MMPI, tes grafis, dan wawancara. Adapun fungsi pemeriksaan keswa adalah untuk memahami kondisi kesehatan jiwa dan kepribadian secara umum, memahami kondisi psikologis calon pasangan, dan riwayat kesehatan jiwanya. Problem psikis yang dapat menjadi potensi konflik antara lain manajemen stres yg buruk, pribadi yang obsesif, riwayat depresi, riwayat psikotik dan skizofrenia baik pada individu maupun keluarga besar, riwayat kekerasan dalam rumah tangga, ekspresi emosi dan impulsivitas. Deteksi dini terhadap problem psikis pun dapat dilakukan, misal calon pasangan mudah berubah mood tanpa sebab atau tanpa bisa mengendalikan, ekspresi emosi yg berlebihan atau ada unsur impulsif ke arah agresi.

Obsesif adalah pikiran yang secara terus-menerus muncul tanpa terkendali dan memaksa indvidu harus menuruti, jika mengabaikan akan muncul rasa cemas yg luar biasa sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Contoh obsesif adalah orang yang perfeksionis. Jika parah dapat berkembang menjadi gangguan obsesi kompulsif, dimana pikiran obsesif mengendalikan perilaku-perilaku ritual aneh pada indvidu untuk mengurangi cemasnya.

Skizofrenia adalah gangguan psikotik (split antara pikiran, emosi, dan perilaku) pada individu yang dikenali degan gejala hendaya (berkekurangan) pd fungsi-fungsi kehidupannya, halusinasi dan waham. Secara awam sering menyebut “sakit gila”. Skizofrenia berbahaya karena penderita tidak dapat membedakan realita dengan halusinasi dan wahamnya.

Sedangkan impulsif adalah ketidakmampuan mengendalikan dorongan berperilaku seperti mudah agresi, mencuri, judi, hiperseks, main game online makan, bahkan belanja. Intinya tidak bisa dikendalikan sehingga mengganggu kehidupan normalnya. Adapun Neurosis biasanya terkait pada gejala cemas berlebih. Berbahaya jika sudah sampai mengganggu aktifitas keseharian, seperti takut keluar rumah, takut bergaul dll, atau diiringi dengan gejala putus asa atau keinginan bunuh diri.

Orang yang sembuh dari gangguan jiwa khususnya psikotik dan skizofrenia tidak berarti tidak akan terjangkit lagi. Problemnya kerentanannya terhadap stres sudah terpicu tekanan lingkungan. Kemampuan problem solving dan manajemen stres-nya sudah pernah runtuh, ibarat tentara yang sudah pernah kalah dalam mempertahankan bentengnya. Kesembuhannya terjadi karena menghindari penyebab stress dan mengkonsumsi obat-obatan antipsikotik yang menekan gejala positif (halusinasi dan delusi). Jika orang tersebut hendak menikah, maka calon pasangannya harus mengetahui dengan jelas riwayat gangguan jiwa yang pernah dialaminya, dan juga konsekuensi-konsekuensi mendukung dia agar terhindar dari stres berat, memperhatikan lebih, dan membantu dalam mengelola stres-nya. Tidak ada jaminan bahwa orang yang sudah sembuh akan sembuh selamanya.

Pemeriksaan kespro atau keswa bukan utk menyalahkan atau menjudge seseorang  tetapi sebagai bentuk antisipasi dan meminimalisir masalah yang mungkin muncul dalam pernikahan. Calon suami dan istri keduanya perlu melakukan pemeriksaan, terutama jika ada riwayat medis dan psikologis yg menonjol. Jadi yg dicari adalah potensi masalah agar bisa dicarikan ‘win-win solution’nya.

Potensi KDRT bisa muncul jika seseorang mempunyai riwayat kekerasan di keluarganya baik sebagai korban, saksi, atau malah pelaku. Ekspresi emosi yg meledak-ledak atau malah hilang sama sekali (tampak tidak bisa marah atau menyampaikan ide) sering terkait dengan perilaku agresi di kemudian hari. Perilakunya yang berubah kasar baik verbal atau non verbal ketika ada masalah menimpa atau tertekan, bisa menjadi deteksi dini. Riwayat keluarga dan budaya terkait agresi juga dapat menjadi poin perhatian.

Kasus: Seorang anak terlahir tuna rungu karena ibunya terinfeksi rubella. Hal ini mengakibatkan kakak-kakaknya (usia sekolah atas dan sekolah menengah) sering merasa malu untuk membawa adiknya bermain dan akhirnya kemampuan sosialisasi adiknya tersebut berkurang. Adakah saran supaya si adik ini tidak terganggu perkembangan sosialnya?

Jika anak diketahui sedini mungkin mengalami gangguan pendengaran sebaiknya segera diterapi, sehingga proses adaptasinya lebih mudah. Keluarga anak tersebut dapat kita ajak berdiskusi bahwa meski terlahir tuna rungu anak tersebut juga mempunyai hak yang sama untuk hidup dan berkarya bahkan banyak yang bisa berprestasi. Sejak dini diberi pengertian kepada saudara-saudaranya untuk men-support adiknya. Jika ternyata saudara-saudaranya kurang memberikan dukungan, maka penting peran orang tua untuk selalu memberi support. Untuk menunjang perkembangan sosial, orang tua berperan aktif mendukung anak berhubungan dgn teman-teman sebayanya (misal di sekolah, di lingkungan tempat tinggal), mengajari anak dengan kemampuan-kemampuan sosial misalkan mengajari bagaimana bersikap terhadap orang yang lebih tua, bersikap kepada teman sebaya, bagaimana menyapa, dll.

Simpulan

Sepasang insan yang menikah bukan berarti mereka hanya berdua selamanya, namun ada pula konsekuens yang harus ditanggung. Sebaiknya pernikahan dipersiapkan secara matang baik secara fisik, psikologis, dan finansial. Tidak semua pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan, hanya untuk orang-orang dengan faktor resiko saja.  Pemeriksaan dilakukan agar jika ditemukan masalah dapat diatasi lebih dini baik secara medis, psikologis, dan finansial. Pencegahan sebisa mungkin dilakukan untuk mendapatkan kualitas pernikahan dan keturunan yang sehat sejahtera.

Idealnya jika kita sudah mencintai calon pasangan, kita dapat menerima pasangan kita apa adanya. Tetapi, alangkah baiknya jika kita bisa memuluskan perjalanan pernikahan dan menyiapkan generasi penerus yg sehat lahir dan batin. Pada dasarnya pemeriksaan pra-nikah bukan ajang menghakimi seseorang. Semua insan berhak untuk menikah. Namun dengan pemeriksaan pra-nikah baik medis dan kesehatan jiwa, kita akan dapat memetakan potensi masalah di kemudian hari, melakukan perencanaan yang lebih matang dan penyesuaian yang sifatnya win-win solution. Memang tidak ada pernikahan yang sempurna. Karena pada dasarnya, pernikahan dibangun antara dua insan yang mau bersama-sama menjadi insan pembelajar dan menjadi lebih baik dengan menghadapi bersama-sama setiap masalah yang muncul, dimana kebahagiaan menanti sebagai bonusnya.

(Diskusi FC#4, 17 Januari 2015)

Pemantik:

  1. Farian, M.Si. (Dokter Keluarga, Owner Rumah Labeeba (Praktek Umum dan Imunisasi))
  2. Kartika Sari Dewi, S.Psi., M.Psi (Dosen Psikologi Undip, Psikologi Klinis Dewasa dan Keluarga)

Moderator: Dokter Fina FIM 13

Notula: Gema Sukmawati FIM 12

Fatherhood

Fatherhood-2-e1315930842195 Fatherhood.-slider

RESUME FATHERHOOD FORUM 1 (sumber: Diany Justiana,grup WA Ceria 10)

Presented by Fatherhood Forum
Powered by SEMAI2045
Palais Dago, 24 Januari 2015

~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di masa sekarang ada anggapan yang salah bahwa Parenting hanyalah urusan para ibu. Para ayah tidak perlu bersentuhan dengannya. Jika ayah hanya berperan di luar rumah, hilang makna sosoknya bagi istri & anak. Yang akan lahir adalah “Fatherless Generation”. Mereka tidak memiliki konsep, nilai, dan misi hidup yang jelas. Mereka tdk memiliki daya juang dan cenderung lambat dewasa.

Pada anak laki-laki : karena tidak mendapatkan gambaran sosok laki-laki, mereka bisa kesulitan mengembangkan sifat maskulinitas.

Pada anak perempuan : karena tidak mengenal figur laki-laki yang baik, dia cenderung tidak bisa membatasi pergaulannya dengan laki-laki.

Bagaimanapun upaya istri mempelajari dan menerapkan ilmu Parenting, itu hanya bermanfaat jika ayah pun menjalankan perannya.

Misi terpenting kami : menanamkan konsep diri yang kuat pada setiap ayah bahwa kualitas diri mereka diukur dari kualitas kepemimpinannya di keluarga.

Untuk mengembalikan figur ayah ke tengah keluarga, kami ingin membantu para ayah memiliki gambaran tentang peran & posisinya. Itulah konsep diri dan keyakinan kami. Karena itu pernyataan sentral kami adalah “Fatherhood : Prime Leadership”.

Misi kami tercapai saat masyarakat sudah mengukur laki-laki dari kualitas peran mereka sbg ayah, bukan soal uang atau jabatan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Berikut Resume Fatherhood Forum 1 oleh Bapak Dodik Mariyanto (Trainer dan Praktisi Pendidikan)

1. Banyak diskusi parenting, sayangnya kebanyakan untuk kaum ibu. #FatherhoodForum ada supaya ayah bukan hanya pelengkap saja dlm mendidik anak

2. #FatherhoodForum untuk para ayah ini sudah dimulai tweeps, kita mulai dengan sharing dari @DodikMariyanto

3. “imej lelaki jantan era bapak2 kita dulu itu tak pernah nginjak dapur, tidak momong anak.” @DodikMariyanto #FatherhoodForum

4. “Skrg ada pergeseran imej lelaki, survei pd perempuan menunjukkan lelaki jantan itu yg menggendong anaknya” @dodikmariyanto #fatherhoodforum

5. saat menemani anak mngurus peternakan, @dodikmariyanto melihat anak sapi betina akan diurus peternak, smntr sapi jantan hanya digemukkan

6. sapi jantan digemukkan utk dipotong nantinya. begitu nilai lelaki kalo hanya sekedar cari nafkah. Mau jadi lelaki sprt itu? #FatherhoodForum

7. ada pergeseran makna peran ayah di keluarga, dulu kalo makan ayah harus ambil makanan lebih dulu, dapat porsi terbaik #FatherhoodForum

8. kalo dulu ada sekolah keputrian, sekarang mungkin perlu ada sekolah kelelakian, mengajarkan para lelaki utk jadi ayah #FatherhoodForum

9. Berkeluarga itu ga ada sekolahny. Ketemu wanita, datangi bapakny, ijab kabul. Lalu kaget dgn tanggung jawab kepala keluarga #FatherhoodForum

10. imej ayah skrg harus mendahulukan anak istrinya. jatah rezekinya sisa dari anak2nya #FatherhoodForum

11. @DodikMariyanto merasa ditakdirkan untuk melahirkan pemimpin2 besar. Ini visinya dlm berkeluarga #FatherhoodForum

12. Banyak kegagalan yg dialami @dodikmariyanto dlm berkeluarga, “berdarah-darah” katanya. Sharing #FatherhoodForum utk mencegah ini terulang

13. @DodikMariyanto hati2 dalam memilih calon istri. Bahkan melirik wanita pun hati2 karena ia tahu ia akan melahirkan pemimpin #FatherhoodForum

14. Karena merasa takdir melahirkan pemimpin ini, @DodikMariyanto hati2 sekali dlm bertingkah laku #FatherhoodForum

15. Saat akan menikah, ia bertanya, “Keluarga apa yg akan saya bangun? Apa bedanya keluarga saya dgn keluarga lainnya?” #FatherhoodForum

16. Utk melahirkan pemimpin, @DodikMariyanto harus merdeka, ia membuat Tanah Perdikan Mergosari #FatherhoodForum

17. di Tanah Perdikan Mergosari, anak2nya bebas mengolah pola pikir, tanpa dihambat oleh sekolah, kurikulum, dll #FatherhoodForum

18. Bagi pria seusia @DodikMariyanto, kebanggaan itu bukan soal jabatan, rumah, mobil, tapi soal anak #FatherhoodForum

19. orang usia 40 tahun tak pernah ditanya kerja dmn, punya mobil apa, tapi sesukses apa anakny. Jabatan harta tak menarik bagi @DodikMariyanto

20. Itulah mengapa @DodikMariyanto tak pernah menabung utk beli mobil, tapi kalo untuk pendidikan anak2, berapapun ia keluarkan #FatherhoodForum

21. Urgen punya induk nilai saat menikah. Hal prinsip yg disepakati suami istri. Induk nilai @dodikmariyanto: iman & kehormatan #FatherhoodForum

22. “Anak2 bisa saja salah mengerti apa yg orang tua katakan. Namun, anak2 tidak pernah salah meng-COPY,” @DodikMariyanto #FatherhoodForum

23. Anak2 tak pernah gagal meniru ortunya. Kalo anaknya nakal, pasti ada yg salah dgn orang tuanya #FatherhoodForum

24. Ini yg membuat @DodikMariyanto khawatir, akankah ia menjadi contoh yg baik bagi anak2nya #FatherhoodForum

25. Kalau ingin anak yg rajin baca, sering2 membaca. Kalau ingin anak rajin solat, contohkan rajin solat #FatherhoodForum

26. Perilaku buruk bisa ditiru anak saat dititip ke org lain, apa solusinya? “Jangan titipkan, punya anak ya besarkan sendiri,” @DodikMariyanto

27. Kalau kurang punya waktu ketemu anak, bicaralah pada anak saat ia tidur. Kehadiran jauh lebih berharga dari penampakan #FatherhoodForum

28. Bisa saja seorang ayah nampak, sering ada di dekat anak2nya, tapi anaknya tak merasakan kehadirannya #FatherhoodForum

29. Ayah tidak selalu punya waktu utk tampak di depan anak2, namun kita bisa selalu hadir, apalagi dgn adanya teknologi #FatherhoodForum

30. Anak usia 0-12 tahun, pengaruh terbesarnya adalah orang tua. Di atas 12 tahun, anak lebih percaya teman drpd orang tuanya #FatherhoodForum

31. Sampai usia 12 tahun, ortu perlu ajari fondasi pada anak, yakni iman, adab, cara bicara #FatherhoodForum

32. Iman, adab, cara bicara inilah yg membuat anak siap menghadapi hal2 yg membingungkan di masyarakat #FatherhoodForum

33. Kalo punya sifat negatif yg susah dihilangkan, bagaimana cara menghadapinya agar tidak berpengaruh dlm mendidik anak? #FatherhoodForum

34. Langkah awal hadapi sifat negatif: menerimanya, lalu ambil tanggung jawab atas sikap kita. Jangan salahkan orang tua kita #FatherhoodForum

35. Lalu bagaimana mengharmoniskan nilai dgn istri? Ngobrol. Komunikasi #FatherhoodForum

36. Komunikasi itu asal katanya sama dgn komunis, membuat jadi sama. Hasil komunikasi adalah kesamaan & kesepakatan suami istri #FatherhoodForum

37. Kalau ternyata ada hal2 yg tidak bisa disamakan, terimalah. Kalau punya istri cerewet, terima. Anggap ia melatih bersabar #FatherhoodForum

38. Sering berbicara, bersuara tapi tidak berkomunikasi. Seperti apakah itu? #FatherhoodForum

39. Bicara tanpa komunikasi itu contohnya menonton tv. saat nonton, kita tak bicara ttg aku, kamu, kita, tapi ttg dia & mereka #FatherhoodForum

40. @DodikMariyanto bersyukur anaknya minta rumah tanpa tv. kini di rumah jarang bicara dia & mereka, lebih ttg aku, kamu, kita #FatherhoodForum

41. Kalo jadi ayah itu harus korbankan ambisi pribadi, apakah kita harus lepaskan mimpi? #FatherhoodForum

42. @DodikMariyanto tdk hilangkan ego, tapi dijadikan mimpi bersama. di keluarganya, mimpi tiap orang jadi proyek bersama #FatherhoodForum

43. @DodikMariyanto punya sistem donat. Anggota kluarga yg punya proyek jd pemimpin. Ayah hrs nurut perintah anak yg punya proyek

44. Dlm keluarga @dodikmariyanto ada event keluarga: makan basamo, riungan maghrib-isya, obrolan rajab, sahur bersama, family strategic planning

45. Tujuan pendidikan @DodikMariyanto: 1. intelectual curiosity: kalau anak bertanya, selalu jawab dengan benar #FatherhoodForum

46. Tujuan pendidikan @DodikMariyanto : 2. Creative imagination 3. art of discovery & invention 4. Akhlakul karimah

47. Golden rules @DodikMariyanto : tetaplah berkomunikasi seberapa pun emosi

48. Golden rules @DodikMariyanto : bila terjadi perselisihan, kembalikan pada AlQuran dan hadits

49. Golden rules @DodikMariyanto : segala keputusan yg dibuat saat emosi batal demi hukum

50. Hal yg membantu komunikasi adalah common interest, bagi @DodikMariyanto & @septpw: anak & tanak perdikan margosari #FatherhoodForum

51. Bagaimana cara ortu tahu kalau nilai anak sesua/tidak? Ciptakan feedback, lewat main bareng, ngobrol, minta dia presentasi #FatherhoodForum

Resume ini juga disimpan dalam tautan http://chirpstory.com/li/248840

51. Bagaimana cara ortu tahu kalau nilai anak sesua/tidak? Ciptakan feedback, lewat main bareng, ngobrol, minta dia presentasi #FatherhoodForum

Resume ini juga disimpan dalam tautan http://chirpstory.com/li/248840